Kasus-Kasus yang Diangkat Merupakan Isu Sosial Nyata
Sebenarnya beberapa alasan dibawah ini juga diambil dari internvew Hanbam Korea mengenai drama ini dalam rangka menjawab: "Mengapa RDTK sangat populer di Korea Selatan?"
[WARNING: Spoiler Alert!]
Menurut Yoo Yeon Seok, pemeran dr.Kang Dong Ju, drama ini menampilkan wajah sebuah rumah sakit yang diharapkan banyak orang.
Di mana dokter-dokter dan para staff benar-benar mementingkan pasien serta terampil dan profesional. Di sisi lain, bahwa drama ini memperlihatkan susah-senangnya para dokter dan perawat dalam melakoni profesi mereka.
Aktris Seo Hyun Jin yang emmerankan dr. Yoon Seo Jung berpendapat bahwa popularitas ini karena plot cerita dan kasus-kasus yang diangkat dalam drama merupakan isu-isu sosial nyata yang terjadi saat ini di masyarakat. Banyak hal yang menjadi tamparan keras bagi kehidupan sosial terutama di Korea Sealtan.
[ALL Pictures credits: SBS, twitter, PDnote]
Beberapa kasus yang diangkat dalam drama ini:
Pada episode pertama, Kang Dong Ju remaja kehilangan ayahnya karena penanganan pihak rumah sakit. Dokter mengambil kepurusan untuk mengoperasi 'seseorang yang penting' dahulu dan menunda operasi ayahnya, akibatnya ayahnya meninggal karena serangan jantung.
Kasus ini berlanjut di episode 19.
IGD RS Doldam kedatangan tiga pasien sekaligus yang membutuhkan operasi segera. dr Kang Dong Ju harus memilih mana yang harus ditangani terlebih dahulu karena ruangan operasi mereka hanya ada dua.
Saat itu juga dr. Kang baru mengetahui bahwa dokter yang on duty saat ayahnya meninggal di Geodae adalah Kim Sabu.
Dr. Kang mengoperasi pasien dengan usus bermasalah dahulu lalu mengoperasi pasien yang perutnya tertancap kaca. Sedangkankan Kim Sabu mengoperasi pasien jantung.
Dr. Kang mengerahkan seluruh kemampuannya dan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan pasiennya. Pasien pertama selesai dioperasi selama satu setengah jam dari normal dua sampau dua setengah jam. Sebenarnya operasi sukses, tapi karena terlau cepat, wali pasien malah mempertanyakannya. Dia menyalahkan dr. Kang karena dikira melakukan operasi asal-asalan untuk segera mengoperasi pasien berikutnya.
Di lain sisi, wali pasien dengan kaca di perut marah-marah karena alih-alih mendapat kamar di ICU pasca operasi, si pasien dirawat di ruang hibrida karena kondisi lebih baik dan kamar di ICU penuh.
dr. Kang emosi dan memarahi kedua wanita wali pasien tersebut.
Pasien pecandu alkohol dengan usus bermasalah ini mengalami kejang pasca operasi, bukan karena operasi tetapi karena efek alkohol yang terlalu banyak. dr Kang dan dr Yoon berhasil menyelamatkannya, dr. Kang menjelaskan bahwa jika obat tidak mempan, pasien berisiko mengalami gagal jantung. Dan benar, tidak lama kemudian, dr Kang dipanggil karena pasien gagal jantung. Berusaha menyelamatkan sekuat tenaga, dr Kang dan dr Yoon tidak berhasil, pasien meninggal. Sang wali kembali menyalahkan operasi dr Kang.
Menurut mimin, scene ini cukup membuat kita berpikir.
Di scene ini, dr Kang Dong Ju jengkel karena sebagai dokter, dia berusaha yang terbaik untuk pasien, dan bukan salahya kalau kamar ICU penuh serta pasien pecandu alkohol. Di sisi lain, sebagai seorang anak yang kehilangan ayahnya, dia mengerti apa yang dilakukan Kim Sabu dulu. Pasien yang lebih parah akan ditangani terlebih dahulu.
Yah, susah mudahnya sebagai seorang dokter. Kim Sabu tidak dapat mengatakan apapun saat itu, tapi akhirnya dr. Kang kembali ke pikiran jernih karena nasihat dari dr. Nam (ahli anestesi Doldam).
Pada Episode 12, ada seorang pasien muda yang kabur dari camp Wajib Militer. Dia kesakitan di bagian perut. Saat dibedah, dr. Kang tahu bahwa jelas luka-lukanya didapat karena penyebab eksternal (disiksa oleh beberapa orang seniornya).
Operasi sukses, tapi luka pasien sudah sangat parah dan mengakibatkan gagal fungsi organ dan meninggal.
Di sini dr. Kang dibuat galau karena Direktur Do (dari RS Geodae) menawarinya jabatan di RS Geodae, kenaikan gaji 15% dan dana riset yang besar, akan tetapi, dia harus mengeluarkan surat kematian pasien yang menerangkan bahwa kematiannya karena 'penyakit' bukan 'trauma eksternal'.
Isu yang serupa pernah terjadi di Korea Selatan pada November lalu, seorang bernama Baek Nam Gi meninggal karena water canon yang ditembakkan pihak aparat Korsel. Tetapi dokter menyatakan kematiannya karena cardio pulmonary arrest dan hal ini menjadi kontroversi besar.
Pada episode 13-14, kekacauan terjadi karena ada kasus pasien terduga MERS di IGD RS Doldam. dr Kang adalah dokter bertugas saat itu langsung mengisolasi IGD. Semua orang panik. Pihak Doldam berkali-kali menelpon Public Health Center untuk meminta pakaian pelindung khusus, tapi tidak ada yang menjawab telponnya.
Saat menelpon Korea Centers for Disease Control and Prevention, dr Kim Sabu dibuat marah besar karena petugas dengan cueknya menyuruh Doldam memindahkan pasien tersebut ke rumah sakit lebih besar yang punya fasilitas lebih baik dan siap untuk penanganan virus mematikan, padahal untuk memindahkan pasien terduga MERS tidak semudah itu.
Di Korsel sendiri pernah terjadi kasus maraknya flu burung, sedangkan pemerintah Korea terlambat melakukan penanganan. Serta adanya kasus kapal tenggelam yang memakan banyak korban anak-anak, juga terlambat ditangani.
Di kasus ini, Kim Sabu menjawab dengan kata-kata, "Stop saying nonsense! You're the control tower! Why you can't understand?!"
Tentu saja hal ini semacam kritik tajam terhadap komunitas saat ini, mungkin tidak hanya di Korsel saja, tapi dimanapun termasuk Indonesia?
Kasus lain bisa kita lihat dari karakter dr. Kang Dong Ju. Seorang dokter muda yang berasal dari keluarga miskin. Ibunya hanya berjualan dimsum dan ayahnya meninggal saat dia masih SMP. dr. Kang berjuang keras untuk meraih kesuksesan, tapi kekuatan dan kekuasaan dari latar belakang orang tua sangat berpengaruh.
Rivalnya, dr. Do In Beom adalah anak dari Direktur Do RS Geodae. Dia lebih mendapat pujian dan selalu di posisi yang aman. Sedangkan Kang Dong Ju yang bahkan meraih peringkat pertama dalam ujian kelulusan nasional untuk spesialisasi bedah malah dijadikan kambing hitam dan dilempar ke RS Doldam.
Belum lagi ada banyak hal yang mempengaruhi jalannya menuju sukses seperti dorongan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, fitnah dsb (tentu saja akan sangat sering kita jumpai di dunia kerja kita sehari-hari).
Kasus dokter Kang ini memperlihatkan kebahagiaan dan kesedihan serta mudah-sulitnya kehidupan para pemain muda di Korea saat ini.
Nasihat dari Kim Sabu: "Greed makes you ill"
Kim Sabu memilih menjadi 'Good Doctor', bekerja untuk menyelamatkan nyama orang.
Begitulah resiko sebagai seorang dokter.
Selain dokter, susah senangnya perawat juga diceritakan di scene-scene drama ini melalui tokoh-tokoh seperti Perawat Oh dan Perawat Eun Tak.
Jadi, apa keputusan yang akan diambil dr. Kang?
Tonton aja Romantic Doctor, Teacher Kim!
[ALL Pictures credits: SBS, twitter, PDnote]
Posting Komentar